Nama Lamongan berasal dari nama seorang tokoh pada masa silam. Pada
zaman dulu, ada seorang pemuda bernama Hadi, karena mendapatkan pangkat
rangga, maka ia disebut Ranggahadi. Ranggahadi kemudian bernama Mbah
Lamong, yaitu sebutan yang diberikan oleh rakyat daerah ini. Karena
Ranggahadi pandai Ngemong Rakyat, pandai membina daerah dan mahir
menyebarkan ajaran agama Islam serta dicintai oleh seluruh rakyatnya, dari asal kata Mbah Lamong inilah kawasan ini lalu disebut Lamongan. Ikan Lele merupakan "binatang yang dikeramatkan" bagi masyarakat Lamongan khususnya daerah Kecamatan Glagah, mereka dilarang untuk memakan lele oleh leluhurnya yaitu Surajaya, Sebab Surajaya telah bernazar bahwa dia dan keturunannya tidak akan makan lele, karena lele telah menyelamatkannya.
Nasi boranan atau sego boranan, adalah makanan tradisional dan khas Lamongan, Jawa Timur.
Kata Boranan ini berasal dari tempat Nasi ( terbuat dari
Anyaman Bambu ) yang di gendong dengan selendang pada punggung, Nasi
boranan belum banyak dikenal di luar Lamongan karena memang hanya dijual
di Lamongan.
Nasi boranan, terdiri dari nasi, bumbu, lauk, rempeyek
(sejenis krupuk bahan bakunya dari tepung beras yang dibumbui dan
digoreng). Bumbu dari nasi boranan terdiri dari rempah-rempah yang sudah
di haluskan, serta lauk yang ditawarkan oleh penjual bervariasi,
diantaranya daging ayam, jeroan, ikan bandeng, telur dadar, telur asin,
tahu, tempe hingga ikan sili yang lebih mahal bila dibandingkan dengan
lauk-lauk lainnya.
Khas nasi boranan yang tidak akan ditemui pada menu lainnya, yaitu
empuk, pletuk, dan ikan sili. “Empuk ini dibuat dari tepung terigu yang
dibumbui, Pletuk terbuat dari nasi yang dikeringkan atau kacang, lalu
dibumbui dan digoreng. Namanya diambil dari bunyi ketika makanan ini
dikunyah, ‘pletuk, pletuk’. Nah, lauk ikan sili ini yang tak bisa
ditemui setiap saat, karena termasuk ikan musiman. Ikan sili dulu lebih
dikenal sebagai ikan hias, harganya lebih mahal dibanding daging ayam.
Bentuk ikan ini panjang seperti belut, tidak kentara mana bagian kepala
atau ekornya. Durinya pun hanya ada di bagian tengah
Nasi ini disajikan biasa dijajakan secara lesehan di sekitar kawasan pasar-pasar kota di Kabupaten Lamongan.
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Nasi_boranan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar